Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Kepercayaan diri pada anak dapat dibangun sejak usia dini, peran orang tua dalam mendidik dan menanamkan rasa percaya diri akan membuat anak lebih sukses di masa depan. Kepercayaan diri seseorang bisa menentukan dari bagaimana ia menghadapi hal baru, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.

Kepercayaan diri hendaknya dibangun sejak dini untuk membantu anak kuat secara psikis. Karena belum tentu anak yang terlihat kuat secara fisik, memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Kemudian, ketika anak percaya diri dan mandiri, ia bisa menemukan jati diri yang ia sukai. Selain itu, dengan kepercayaan diri yang optimal, anak bisa menyesuaikan diri di lingkungannya dengan cepat. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk membangun rasa kepercayaan diri anak sejak kecil.  Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak :

1. Menahan Diri untuk Tidak Selalu Membantu Anak

Sebagai orang tua, Anda tentu ingin anak-anak bisa menghadapi kesulitan dan tantangan dalam segala hal. Tetapi sayangnya, tidak semua bentuk pertolongan orang tua untuk anak baik bagi kepercayaan dirinya.

Misalnya pada situasi Anda tidak ingin anak terluka karena ikut memasak di dapur. Maka anak tidak boleh ada di dapur. Anda merasa sedang membantu anak untuk terhindar dari bahaya. Padahal, jika ia ikut membantu memasak, ia akan tahu bagaimana cara mengaduk bahan makanan, belajar memperkirakan menjaga jarak dengan kompor agar tidak terkena wajan yang panas, atau seberapa banyak ia harus menuang tepung dan gula untuk membuat kue.

Kemudian, anak juga jadi percaya diri karena ia merasa ia bisa membantu Anda memasak. Untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak, cobalah menahan diri untuk tidak selalu membantu mereka. Penting bagi anak untuk belajar mengambil risiko dari keputusannya. Tentunya, Anda perlu mengerem agar tidak sedikit-sedikit menginterupsi atau mengkritisi apa yang sedang dikerjakan oleh anak.

2. Pilah Kalimat Pujian yang Tepat Untuk Anak

Kalimat pujian seperti, “Wah, kamu hebat” memang bisa membuat anak menjadi lebih percaya diri dan bangga. Tetapi anak akan berpikir bahwa segala hal perlu selebrasi. Segala sesuatu yang ia lakukan perlu dirayakan. Sehingga anak tidak fokus pada apa yang seharusnya ia lakukan, tetapi justru hanya mengharapkan pujian.

Namun, bukannya tidak boleh memberikan anak pujian, tetapi alangkah baiknya jika Anda memilih pujian yang tepat. Cukup katakan “Terima kasih” untuk pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya, dan pujilah anak dengan tepat untuk sesuatu yang ia kuasai dengan usahanya. Contohnya seperti, “terima kasih sudah sikat gigi dengan benar,” atau “terima kasih sudah merapikan mainanmu” untuk menggantikan “wah, kamu hebat sudah sikat gigi”.

Sedangkan untuk pujian, misalnya anak sedang menggambar, pilihlah kalimat seperti “Ibu melihat kamu memilih gradasi warna yang serasi untuk zona laut” untuk mengganti kalimat pujian “gambarmu bagus sekali”.

Dengan menggunakan kalimat “wah kamu hebat sudah sikat gigi” atau “gambarmu bagus sekali” akan membuat anak rela melakukan sesuatu demi mendapatkan pujian. Tetapi kalimat “terima kasih sudah merapikan mainan” dan “gradasi warna yang kamu pilih serasi” akan lebih membuat anak mengerti bahwa usahanya akan membawa dampak bagi orang lain dan kemajuan untuk dirinya sehingga ia akan terlatih lebih cerdas dalam bertindak.

3. Biarkan Anak Mencoba Sendiri

Dengan membiarkan anak mencoba sesuatunya sendiri akan meningkatkan kepercayaan diri anak karena ia merasa diberikan kepercayaan oleh orang tuanya untuk belajar hal yang baru. Anda bisa tetap berada di sampingnya, siap sedia jika anak butuh bantuan. Jika anak sudah berhasil, Anda bisa mengatakan, “Ibu melihat kamu berusaha memasang baju sendiri dengan baik.”

4. Turunkan Standar Ekspektasi

Bagi anak yang usia dini masih dalam tahap mengenal dan mempelajari hal yang baru. Jadi jika hasil usahanya tidak serapi seharusnya, tidak sebersih orang dewasa, tidak secepat orang dewasa yang mengerjakan, tentu saja ini adalah hal yang wajar. Anda hanya perlu menyesuaikan ekspektasi agar tidak kecewa dengan usaha anak.

Kemudian, posisikan diri seolah menggunakan kacamata anak. Untuk menyelesaikan sesuatu meskipun tidak rapi, tidak cepat, tidak semuanya benar, tetapi ada usaha yang serius yang sudah dilakukan oleh anak. Menerima hasil apa pun dari anak akan membantu meningkatkan kepercayaan diri pada anak.

5. Biarkan Anak Memutuskan

Dengan memberikan anak pilihan akan lebih bijak dilakukan dibandingkan orangtua yang memutuskannya sendiri. Anda bisa menawarkan anak ingin makan siang dengan nasi atau mie. Anda juga bisa meminta bantuan anak untuk memilih cat warna biru atau kuning untuk bangku taman. Dengan diberikan kepercayaan memilih dan memutuskan, maka anak akan merasa dirinya penting dalam keluarga dan pendapatnya bisa didengarkan.

6. Ajarkan Anak Hal-Hal Tentang Kedewasaan

Anda bisa mengajarkan anak tentang hal kedewasaan. Hal kedewasaan yang bisa Anda ajarkan adalah apa yang bisa ia lakukan untuk memberikan perubahan baik pada sekitar dan apa yang tidak dalam jangkauan kemampuannya. Berikan perumpamaan seperti, “Ayah bisa mengganti lampu yang mati dengan yang baru. Kamu pun bisa melakukan hal itu bila mau berusaha. Tapi saat hujan, Ayah tidak bisa menghentikan hujan sesuka Ayah. Kamu pun begitu.” tentang hal lebih kompleks yang akan meningkatkan kepercayaan diri anak tentang kemampuan setara yang dimilikinya dan orang tua.

Sumber : ibupedia.com

Open chat
1
Ada yang bisa saya bantu?
Hello
Seamat datang di dfrcollection.com