Kenali Penyebab Kejang pada Anak dan Cara Mengatasinya

Menghilangkan kejang pada anak dari rumah penting diketahui oleh orang tua agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kejang pada anak tidak selalu berbahaya. Tetapi, pada beberapa kondisi, kejang pada anak dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang serius. Untuk itu Anda harus mewaspadainya, kenali penyebab dan tindakan yang diperlukan saat anak mengalami kejang.

Kemudian, kejang pada anak juga ada banyak jenisnya. Ada kejang yang menyebabkan tubuh anak bergetar sampai tidak terkendali, namun ada juga yang menyebabkannya seperti melamun dan menatap kosong. Pada kondisi yang serius, kejang bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.

Selain itu, sebagian besar penyebab kejang pada anak juga tidak diketahui dengan pasti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya kejang, seperti :

1. Demam

Kejang yang dialami pada anak bisa disebabkan oleh demam yang disebut dengan kejang demam. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya terjadi pada anak yang berusia di bawah 4 tahun dan mengalami demam tinggi secara tiba-tiba. Kejang demam biasanya berlangsung selama beberapa menit dan akan berhenti dengan sendirinya.

Sementara, penyebab kejang demam tidak diketahui secara pasti. Tetapi, demam tinggi yang disebabkan oleh infeksi, seperti cacar air, flu, otitis media, dan radang amandel, dapat memicu terjadinya kejang demam pada anak.

2. Epilepsi

Selain itu, kejang pada anak bisa dipicu oleh epilepsi. Sekiranya ada 30% anak yang didiagnosis menderita epilepsy dan akan terus mengalami kekambuhan kejang hingga ia dewasa. Namun, pada sebagian lainnya, kejang bisa membaik seiring berjalannya waktu.

Keudian, kejang yang disebabkan oleh epilepsi umumnya memiliki pola dan gejala yang sama setiap kejang terjadi. Kejang pada anak dengan epilepsi biasanya terpicu saat anak kurang tidur, stres, sedang sakit atau demam, melewati jam makan, makan berlebihan, atau karena terkena kilatan cahaya yang terlalu terang.

3. Cedera kepala

Kejang yang terjadi pada anak bisa disebabkan oleh cedera kepala, umumnya hal ini muncul pada minggu pertama setelah cedera kepala terjadi. Tetapi, kejang juga bisa muncul setelah lebih dari seminggu dan seterusnya apabila cedera menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

4. Meningitis

Pada kasus yang serius, kejang pada anak bisa disebabkan oleh meningitis atau peradangan pada selaput otak. Meningitis pada anak juga tidak hanya ditandai dengan gejala kejang, tetapi juga dengan gejala lain, seperti demam, rewel, sakit kepala, hingga ruam kulit.

Sementara itu, meningitis pada bayi juga bisa ditandai dengan beberapa gejala yang lain, seperti muntah, bayi kuning, sering mengantuk atau sulit untuk dibangunkan, nafsu makan menjadi menurun atau menolak untuk menyusu, lesu, dan tidak menanggapi saat diajak berinteraksi.

Kemudian, saat anak mengalami kejang, jangan panik. Bersikaplah dengan tenang agar Anda bisa memberikan pertolongan pertama seperti, letakkan anak di lantai atau di tempat yang luas, pastikan tidak ada benda-benda di sekelilingnya agar anak tidak terbentur, jika disertai muntah, posisikan anak tidur menyamping agar tidak tersedak, longgarkan pakaian yang dikenakannya, terutama pada bagian leher, jangan tahan gerakan tubuh anak saat kejang sedang terjadi, jangan masukkan benda apa pun ke mulutnya, kecuali atas saran dari dokter.

Setelah pertolongan pertama kejang pada anak telah diberikan, segera bawa ia ke dokter, terutama jika kejang bertahan lebih dari 5 menit, kulit atau bibirnya sudah mulai terlihat membiru, anak sulit bernapas, atau kejang didahului dengan cedera kepala.

Sementara, jika kejang pada anak bisa berhenti dengan sendirinya, Anda tetap harus memeriksakan anak ke dokter, apalagi jika ini pertama kalinya ia mengalami kejang. Maka perlu dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengetahui penyebab kejang pada anak.

Sumber : alodokter.com

Open chat
1
Ada yang bisa saya bantu?
Hello
Seamat datang di dfrcollection.com