Ini 5 Jenis Permainan Anak yang Harus Diperhatikan untuk Tumbuh Kembang Optimal

Moms and Dads, bermain adalah dunia anak-anak. Hampir seluruh waktu bangunnya dilakukan untuk hal tersebut. Namun, kegiatan main bukan sekadar bersenang-senang, lho! Di sana, Si Kecil akan mengasah keterampilan, menambah pengetahuan, dan merangsang pertumbuhan, dan perkembangan tanpa disadari.

Berdasarkan hal di atas, orang tua sebaiknya sering mengajak anak bermain. Tidak hanya membiarkan mereka bermain sendiri, namun bisa bermain bersama yang bisa membantung bonding atau kelekatan antara orang tua dan anak. Selain itu, pemilihan mainan yang aman dan tepat untuk Si Kecil juga diperlukan.

Menurut Dokter Umum Penggiat Montessori dan Literasi Dini, Pinansia Finska Poetri pada seminar parenting online yang diadakan oleh Kodomo Challenge beberapa waktu lalu, aktivitas bermain dan belajar bukan hal yang terpisah. Keduanya sama saja. Tidak juga perlu didahulukan yang satu dari lainnya.

Setiap kegiatan bermain bagi anak merupakan bagian dari belajar. Sebagai orang tua yang mendampingi perlu diketahui bahwa mereka mempunyai tahapan bermain, yaitu:

  1. Solitary play, tahapan bermain sendiri dan terpisah dari lingkungannya. Ini biasanya terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun. Meski mereka diajak ke rumah teman sebaya, si kecil akan sibuk bermain masing-masing. Beberapa dari anak lebih suka bermain di rumah sendiri.
  2. Parallel play, tahapan di mana Si Kecil sudah nyaman dengan kehadiran orang lain. Namun, anak masih bermain sendiri.
  3. Associative play, sesuai dengan namanya si kecil sudah berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Kadang-kadang di masa ini, anak mengamati temannya bermain untuk mengetahui cara dan aturan bermain. Ada juga yang mulai berani bertanya. Ini merupakan tahapan transisi karena ketika bermain anak masih melakukannya masing-masing.
  4. Coorporatie play, kerja sama dalam bermain dilakukan oleh anak di atas usia 5 tahun. Beberapa anak di sekitar usia tersebut melakukan permainan berkelompok. Yang paling umum terlihat, anak berbagi peran tertentu dalam permainan.

Para ahli pun mengelompokkan permainan dan mainan anak dalam berbagai jenis. Jenis-jenis ini harus diketahui orang tua agar dapat memilih mainan yang tepat dalam mendampingi kegiatan bermain untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil secara optimal. Kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai bermain dan belajar sekaligus, yaitu:

  1. Open Ended Play

Open ended play merupakan jenis permainan anak yang tidak terarah. Si kecil bebas melakukan apa saja dengan benda yang ada di tangannya atau menggerakkan tubuh.

Jenis permainan ini banyak dilakukan oleh anak berusia kurang dari dua tahun. Meski kelihatannya tidak beraturan, semua hal dapat merangsang kemampuan motorik, problem solving, dan kreativitas.

Contoh permainan ini pada usia rendah adalah menangkan dan melempar bola, menggerakkan benda dan mendengar bunyi, dan melempar semua mainan dengan arah tertentu. Si Kecil yang berusia lebih besar dapat diberi kebebasan mencoret kertas kosong dan disediakan balok yang ditumpuk sesuka hati.

  1. Close Ended Play

Close ended play, kebalikan dari open ended. Permainan jenis ini mempunyai aturan tertentu dengan menerapkan kedisiplinan dan keteraturan.

Meski anak masih berusia dua tahun, keteraturan sudah mulai diperkenalkan. Kegiatan dapat dilakukan setiap hari agar menjadi pembiasaan. Beberapa contoh permainan ini adalah menyusun puzzle, mencocokkan warna dan gambar, dan kegiatan baik dan buruk. 

  1. Permainan Bahasa

Hampir semua anak senang dengan bermain peran. Dia berpura-pura menjadi orang lain bermain sendiri atau dengan mengajak orang di sekitarnya. Beberapa di antaranya suka menggerakkan mainannya sendiri seperti pendongeng atau berbicara dengan orang lain yang tidak ada.

Hal di atas wajar sebagai bagian dari perkembangan bahasa. Anak belajar berkomunikasi dengan cara demikian.

  1. Permainan Sains

Moms and Dads tidak perlu membayangkan sains atau IPA sebagai sesuatu yang sulit. Anak dapat diajak bermain sains dengan benda-benda yang ada di sekitar. Ajak saja Si Kecil mencampurkan dua warna primer, memperhatikan es yang mencair, menanam bibit tanaman hingga tumbuh, dan sebagainya. Mereka tidak akan melupakan pengalaman berharga di masa kecilnya.

  1. Permainan Matematika

Banyak anak tidak menyukai berhitung alias matematika di usia sekolah karena pengenalannya yang kurang tepat. Matematika diajarkan semata berhitung tambah dan kurang. Padahal, dari semua permainan di atas orang tua dapat sekaligus mengajak anak bermain matematika.

Contoh kegiatan matematika dalam permainan, yaitu menyortir barang berdasarkan bentuk dan jenisnya, menghitung jumlah mobil-mobilan yang dimiliki, dan seterusnya.

  1. Permainan Konstruktif

Kegiatan bermain konstruktif dapat dilakukan anak yang sudah berusia di atas 4 tahun. Mereka sudah mulai bisa diajak menyusun lego menjadi bentuk yang diinginkan atau menyusun balok menjadi bangunan tertentu. 

Keseluruhan permainan di atas tidak terpisah satu sama lain. Orang tua dapat mendampingi anak bermain beberapa hal sekaligus. Apalagi jika dilakukan dengan paket edukasi dari Kodomo Challenge. 

Buku dan mainan yang diperagakan adalah Seri Edukasi Kodomo Challenge Bahasa Paket 3

Seperti yang dicontohkan dokter Pinan, Paket aktivitas dari Kodomo Challenge lengkap memperkenalkan anak 5 jenis permainan sekaligus untuk mendukung perkembangan  dan tahapan bermainnya.

Pada paket 3 Bermain Peran: Toko Roti Lapis, Si Kecil dapat belajar bentuk dasar geometri: lingkaran, segitiga, dan persegi dari mainan roti lapis yang disediakan. Di sini mereka juga dapat mengembangkan bahasa dengan bermain peran di Toko Roti Lapis, membaca buku bersama orang tua, dan menonton video yang disajikan. 

Seri Edukasi Bahasa Paket 3 Bermain Peran: Toko Roti Lapis

Tidak lupa, motorik kasar dan halus anak juga ikut diaktifkan di sini dengan memegang berbagai mainan roti dan isinya, menggunting bagian dalam buku, dan seterusnya.

Secara keseluruhan, mainan yang disajikan pas sekali untuk Si Kecil. Paket aktivitas terdiri dari mainan (real object), video, dan buku yang gambarnya juga real sehingga lebih mudah diingat dan dipahami. Ananda dapat mengeksplore berbagai hal yang dapat meningkatkan pola pikor bersama orang tua.

Yang pasti Mom and Dads tidak akan menyesal berlangganan paket dari Kodomo Challenge. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan lebih optimal.

Sumber: Webinar Kodomo Challenge bersama dr. Pinansia Finska Poetri @dr.pinan (Dokter Umum Penggiat Montessori dan Literasi Dini)

Open chat
1
Ada yang bisa saya bantu?
Hello
Seamat datang di dfrcollection.com